Artikel sebelumnya kita telah mengetahui definisi, penyebab, gejala klinis, tipe, dan komplikasi penyakit Diabetes Mellitus. Nah sekarang bagaimana sih penatalaksanaan atau perawatan untuk penderita penyakit DM ini???
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
Tujuan utama penatalaksanaan diit adalah untuk mencegah naiknya gula darah, mencegah timbulnya komplikasi, menurunkan kematian, dan meningkatkan kualitas hidup. Tim FK UI (2005) menggunakan standar yang ditetapkan pada konsesus Perkumpulan Endrokologi Indonesia (PERKENI) dalam menetapkan pengaturan diet, yaitu diet dengan komposisi seimbang berupa karbohidrat (60-70%), protein (10-15%), dan lemak (20-25%). Pemanis dapat digunakan secukupnya. Konsumsi garam dibatasi bila terjadi hipertensi.
Penatalaksanaan diabetes mellitus berdasarkan pada (1) diet, (2) agen hipoglikemik, dan (3) pengaturan aktivitas fisik. Diet penderita diabetes ditujukan untuk mengatur jumlah kalori dan karbohidrat yang dimakan setiap hari. Jumlah kalori yang dianjurkan tergantung sekali pada kebutuhan untuk mempertahankan, mengurangi atau menambah berat badan (Price & Wilson 1995).
Terapi nutrisi untuk mengendalikan glukosa darah pada pasien-pasien DM Tipe I harus mencakup pedoman berikut ini (Hartono 2006):
· Makan makanan secara teratur (3 kali makanan pokok dan 3 kali cemilan/hari dengan waktu yang kurang lebih sama setiap hari).
· Makan makanan dengan jumlah kalori yang cukup untuk memungkinkan tumbuh kembang yang normal.
· Makan sumber karbohidrat dengan jumlah yang sama setiap kali makan makanan utama atau makanan camilan untuk meningkatkan pengendalian glukosa darah.
· Batasi asupan lemak, khususnya lemak jenuh rantai panjang dan kolesterol.
· Batasi asupan gula sederhana termasuk gula pasir, gula aren, madu, sirup jagung dan mungkin juga fruktosa.
· Pertahankan berat badan ideal/normal.
· Ikutsertakan olahraga atau latihan jasmani dalam perencanaan kesehatan.
· Lakukan olahraga satu jam sebelum makan untuk meningkatkan pengendalian glukosa darah.
Terapi nutrisi untuk pengendalian glukosa darah pada pasien-pasien DM Tipe II mencakup (Hartono 2006):
· Jadwal makan yang teratur, jumlah kalori dari makanan sesuai dengan kebutuhan, dan jenis makanan dengan indeks gikemiks yang tinggi harus dibatasi.
· Asupan kolesterol <300mg
· Asupan serat 25 gram/hari, meningkatkan konsumsi serat pangan yang larut maupun tak larut.
· Menghindari suplemen niasin yang berlebihan karena dapat meningkatkan kadar glukosa darah. Suplemen ini biasanya digunakan untuk pengendalian kadar kolesterol darah.
· Pengendalian berat badan.
· Olahraga aerobik yang teratur.
· Pemantauan kadar glukosa darah.
Bahan Makanan yang dianjurkan :
· Sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi, sagu
· Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu, kacang-kacangan
· Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna. Makanan terutama diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus, dan dibakar.
Bahan makanan yang dibatasi/dihindari:
· Mengandung banyak gula sederhana seperti gula pasir, gula jawa, sirop, selai, jelly, buah yang diawetkan dengan gula, susu kental manis, minuman ringan, es krim, kue-kue manis, dodol, cake
· Mengandung banyak lemak seperti fast food dan gorengan
· Mengandung banyak natrium (garam) seperti ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan
Klinik gizi memberikan pelayanan konsultasi gizi bagi pasien yang membutuhkan terapi diit termasuk penderita DM. Disini penderita DM diajak untuk mengenal dirinya sendiri dan mampu memilih menu makanan sesuai kebutuhan dirinya (Depkes RI 2003).
Latihan fisik atau bekerja juga mempengaruhi pengaturan kadar glukosa darah penderita diabetes. Latihan mempermudah transport glukosa ke dalam sel, tetapi pasien-pasien yang mendapat injeksi insulin tidak dapat melakukan kontrol ini, dan pemakaian glukosa yang meningkat sewaktu latihan dapat menimbulkan hipoglikemia. Agar pasien dapat melakukan pengaturan kadar glukosa yang lebih baik maka diperlukan pengaturan waktu yang tepat dalam melakukan aktivitas fisik (Price & Wilson 1995).
Pengobatan dengan insulin masa kerja singkat (diberikan melalui infus atau suntikan yang sering) dan infus glukosa dalam air atau salin akan meningkatkan penggunaan glukosa, mengurangi lipolisis dan pembentukan benda keton, serta memulihkan keseimbangan asam basa. Selain itu, pasien juga memerlukan penggantian kalium. Karena infeksi berulang dapat meningkatkan kebutuhan insulin pada penderita diabetes, maka tidak mengherankan kalau infeksi dapat mempercepat terjadinya dekompensasi diabetik akut dan ketoasidosis. Dengan demikian, pasien dalam keadaan ini mungkin perlu diberi pengobatan antibiotika. Penatalaksanaan hipoglikemia adalah perlu segera diberikan karbohidrat, baik oral (melalui mulut) maupun intervena (infus). Kadang-kadang diberikan glukagon, suatu hormon glikogenolisis secara intramuskular untuk meningkatkan kadar glukosa darah (Price & Wilson 1995).
Perawatan yang bisa dilakukan untuk penyakit diabetes mellitus diantaranya adalah dengan terapi obat dan insulin. Terapi obat biasanya diberikan kepada penderita jika sasaran kadar glukosa darah pasien belum tercapai dengan pengaturan makan dan latihan jasmani. Terapi obat yang diberikan seperti obat hipoglikemik oral (OHO) dan insulin.
Demikian sedikit berbagi ilmu yang sudah saya dapat. silahkan kalo ingin bertanya seputar DM ato gizi, dan diet pada umumnya. Insya Allah akan dijawab dari sumber-sumber yang berkualitas dan dapat dipercaya.
Daftar Pustaka
Almatsier S. 2004. Penuntun Diet. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Departemen Kesehatan RI. 2003. Peran Diit dalam Penanggulangan Diabetes. Jakarta: Seminar Pekan Diabetes Melitus, Direktur Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
Hartono Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. 1995. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Putranto A. 2010. Kasus DM Anak Meningkat. Bisnis Indonesia edisi Sabtu, 28 Agustus 2010.
Tim FK UI. 2005. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Depok: Media Acsculapius.
World Health Organization (WHO). 2008. Diabetes. www.who.org [3 Sep 2010]
Oleh : Rina Adila
NRP : I14070005
http://adilazhabrina.blogspot.com
October 30, 2010 at 9:30 PM
kalo orang diabetes gak boleh makan nasi ya? kenapa?