twitter



Tema Agrinex 2011 adalah
“Agribusiness for Prosperity”. Terasa tepat di tengah menurunnya produksi pangan karena pengaruh iklim ekstrim. Lewat Agrinex, masyarakat diajak untuk memahami bahwa agribusiness bukan saja memberi makanan sehat dan Biodiversity, tapi juga ramah lingkungan dan memberi lapangan kerja yang luas bagi masyarakat di seluruh Indonesia yang mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa. Di Agrinex Expo 2011, Kementerian Koordinator Perekonomian menggagas Talkshow tentang Herbal, Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat menghadirkan Seminar Diversifikasi Pangan, Kementrian Pertanian menggelar Workshop, IPB menggelar pertemuan dengan 3 Pemda Propinsi yang mengembangkan agribisnis, dan sedang direncanakan temu UKM Agribisnis dengan Menteri UKM.

Persiapan Agrinex Indonesia Expo 4-6 Maret 2011

Event Agrinex mulai digulirkan sejak Agustus 2005 dan dimatangkan dalam bentuk kerjasama antara Performax dan IPB di depan wartawan media bulan Desember 2005, setelah melewati berbagai expose ke beberapa department terkait, pemerintah daerah, asosiasi dan pelaku usaha di sektor agribisnis akhirnya Agrinex Expo digelar dengan penyelenggara IPB, HIPMI, DEKOPIN, Departemen Pertanian dan Performax dengan dukungan sponsor utama Sampoerna Agro pada maret 2007.

Melihat panjangnya perjalanan penyelenggaraan Agrinex expo di 2007, 2008 dan terakhir di 2009 yang dibuka dan ditinjau selama 2,5 jam oleh Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, setelah Indonesia berhasil swasembada beras dan makin banyak agribusiness di perbincangkan untuk diperjuangkan, maka Agrinex akan memasuki tahap berikutnya sesuai amanat Bapak Presiden saat sambutan di pembukaan agrinex yaitu Agrinex naik kelas menjadi Agribusiness Expo international pertama di Indonesia.

Untuk tujuan tersebut, dengan dukungan Departemen Perdagangan, Departemen Luar Negeri, Departemen Koperasi dan UMKM dan Departemen Pertanian, beberapa negara telah menyatakan akan hadir di Agrinex yaitu Negara Perancis, Jepang,Polandia, Cina, Singapura dan lain-lain yang akan menyusul.

Dukungan media yang besar sejak awal antara lain Kompas, Metro TV, TVRI, Agrina , Tabloid Sinar Tani, Harian Sinar Harapan, Majalah POULTRY, Majalah TROBOS, Majalah INFOVET, Majalah Food Review, Tabloid Sinar Tani dan lain-lainnya. Telah menyemangati kami para penyelenggara untuk terus berupaya mendapatkan sponsor agar event agribisnis ini juga dapat diikuti oleh pelaku UKM dengan harga yang disubsidi dari dana sponsor. Di agrinex 2010 dukungan media terus mengalir, antara lain: Media TV, Radio dan media cetak nasional seperti : Radio 68 H, Radio Republik Indonesia, Harian Seputar Indonesia, RCTI, Business Week, dll.

Sejak awal Agrinex dipacu untuk terus menjadi expo agribisnis yang menjadi tempat dimana para pelaku usaha, LITBANG, CSR Program, PEMDA, Departemen terkait menampilkan apa yang telah dan akan dilakukan dalam membangun agribisnis untuk kesejahteraan bangsa. Bagi buyer, trader, investor Agrinex menjadi tempat mendapatkan mitra bisnis dan inspirasi bisnis, sedangkan untuk pelaku non agribisnis, mahasiswa, litbang, pemerintah, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat Agrinex terus menjadi rujukan bagi pengetahuan tentang perkembangan agribisnis Indonesia.

Kedepan dengan Agrinex menjadi International expo diharapkan Agrinex akan menjadi tempat dimana trend kebutuhan dunia akan produk agribisnis dapat tergambar dengan jelas, sehingga akan tumbuh industri agribisnis yang berorientasi pasar global. Perguruan tinggi akan menghasilkan sarjana sesuai kebutuhan industri, litbang menghasilkan penelitian yang up to date yang dibutuhkan oleh pelaku usaha, pemerintah membuat kebijakan dan membangun infrastruktur sesuai kebutuhan industri agribisnis dan tidakkalah penting dukungan berbagai lapisan masyarakat memberi kenyamanan berusaha bagi pelaku di sektor ini. Itulah mimpi yang sepertinya kita sepakati untuk semakin menuju kenyataan yang sama-sama kita harapkan Indonesia maju di sektor agribisnis dan menjadi pemain global.

Agrinex Indonesia Expo 2011 dengan tema “Agribusiness for Proesperity” untuk Indonesia yang lebih baik akan diselenggarakan pada tanggal 4-6 Maret 2011 di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta di Assembly Hall.

Rundowm Event :

FRIDAY, MARCH 04TH, 2011
-. Opening Ceremony Agrinex Expo 2011 at Merak Room

-. Expo Agrinex in Assembly Hall and Merak Room
-. Seminar and Gathering Business at Merak Room 1 & 2
-. Assembly Hall II Stage Agrinex Expo 2011 & Pre Function Assembly Stage Holticultura: Talkshow, Quiz / Games, Demo Product.

SATURDAY, MARCH 05TH, 2011
-. Expo Agrinex in Assembly Hall and Pre Function Merak Room
-. Seminar and Gathering Business
-. Assembly Hall II Stage Agrinex Expo 2011 & Pre Function Assembly Stage Holticultura: Talkshow, Quiz / Games, Demo Product.

SUNDAY, MARCH 06TH, 2011
-. Expo Agrinex in Assembly Hall and Pre Function Merak
-. Seminar and Gathering Business
-. Assembly Hall Stage: Talkshow, Quiz / Games, Demo Product.
-. Closing Ceremony Agrinex Expo 2011

Sumber : http://www.agrinex.com/index.html


Mata membutuhkan perlindungan dari efek yang merugikan dari lingkungan. Maka dari itu perlu menjaga kesehatan mata kita. Efek kerusakan muncul bila terlalu sering terpapar oleh sinar matahari, angin, debu, dan faktor lainnya. Dalam menjaga kesehatan mata ada 8 langkah penting untuk memastikan perlindungan yang baik untuk mata Anda.

Antara lain tips menjaga kesehatan mata sebagai berikut :






  1. Selalulah perikasa mata anda secara berkala. Ini bagus untuk mencegah dan mengobati masalah mata yang sudah ada. Jika Anda menggunakan kontak lens pastikan agar benar- benar bersih.
  2. Makan diet seimbang buah-buahan dan sayuran segar. Makanlah maka yang kaya nutrisi vitamin A, E dan C. Makanlah banyak wortel yang kaya beta karoten dan termasuk ikan yang tinggi omega 3. Coba secangkir brokoli karena ini juga baik untuk mata.
  3. Merawat kesehatan Anda dan sistem kekebalan tubuh. Hindari terlalu banyak merokok dan minum alkohol yang berlebihan karena hal ini dapat membuat mata Anda terlihat lelah. Merokok mempunyai efek buruk pada peredaran darah di sekitar daerah mata. Jika Anda memiliki diabetes, secara teratur cek-up karena jika diabaikan ini dapat mempengaruhi mata. Cobalah untuk juga menjaga tekanan darah dan kolesterol pada tingkat normal.
  4. Lindungi mata dengan kacamata hitam atau sekurang-kurangnya 95% terlindung dari UV . Memilih jenis kacamata dengan frame yang bagus untuk memastikan perlindungan penuh. Memakai topi, topi dan menggunakan payung untuk agar mata lebih teduh dan terlindungi dari panas . Gunakan kacamata pelindung ketika dalam berolahraga berat dan ketika bekerja dengan alat dan mesin berat.
  5. Pastikan untuk selalu memiliki tangan yang bersih sebelum menyentuh mata Anda. Infeksi pada mata dapat dimulai dengan tangan yang tidak bersih. Juga, cobalah menghindari terlalu banyak menggosok mata. Gunakan saputangan yang bersih dan katun untuk membersihkan mata.
  6. Ingatlah ketika membaca harus memiliki pencahayaan yang baik. Dalam menonton TV, menggunakan layar anti-silau. Melakukan hal yang sama ketika menggunakan komputer atau notebook. Dalam menggunakan computer dapat menyertakan screen pelindung. Luangkan waktu sebentar untuk relaksasi dari pandangan computer.
  7. Melakukan senam mata sederhana seperti mata berkedip untuk meringankan stres. Berkedip membantu melumasi mata. Cobalah untuk menutup mata Anda selama sekitar 5 menit untuk menjadi rileks dan mengurangi ketegangan mata. Punya waktu untuk istirahat mata sebanyak mungkin akan sangat baik. Melihat sesuatu hijau sangat baik untuk mata.
  8. Setelah terasa istirahat sudah cukup, mencuci mata dengan air dingin untuk mengurangi ketegangan mata. Gunakan tetes mata jika di perlukan tetapi harus sesuai dengan petunjuk dokter. Yang paling penting untuk diingat adalah bahwa mata Anda pantas mendapat perhatian khusus sehingga Anda dapat benar-benar melihat kehidupan dan menghargai segala sesuatu yang ditawarkan. Semoga tips menjaga kesehatan mata ini bermanfaat.
Sumber : http://badriyah.sanganam.org/tips-sehat-menjaga-kesehatan-mata/


1. SELALU BANGUN SEBELUM SUBUH
Rasul selalu mengajak ummatnya untuk bangun sebelum subuh, melaksanakan sholat sunah dan sholat Fardhu, sholat subuh berjamaah.
Hal ini memberi hikmah yg mendalam antara lain :
- Berlimpah pahala dari Allah
- Kesegaran udara subuh yg bagus untuk kesehatan/ terapi penyakit TB
- Memperkuat pikiran dan menyehatkan perasaan
2. AKTIF MENJAGA KEBERSIHAN
Rasul selalu senantiasa rapi & bersih, tiap hari kamis atau Jum’at beliau mencuci rambut-rambut halus di pipi, selalu memotong kuku, bersisir dan berminyak wangi. "Mandi pada hari Jumat adalah wajib bagi setiap orang-orang dewasa. Demikian pula menggosok gigi dan memakai harum-haruman" (HR Muslim)
3. TIDAK PERNAH BANYAK MAKAN
Sabda Rasul :
"Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan) "(Muttafaq Alaih)
Dalam tubuh manusia ada 3 ruang untuk 3 benda :
Sepertiga untuk udara, sepertiga untuk air dan sepertiga lainnya untuk makanan. Bahkan ada satu tarbiyyah khusus bagi ummat Islam dengan adanya Puasa Ramadhan untuk menyeimbangkan kesehatan
4. GEMAR BERJALAN KAKI
Rasul selalu berjalan kaki ke Masjid, Pasar, medan jihad, mengunjungi rumah sahabat, dan sebagainya. Dengan berjalan kaki, keringat akan mengalir, pori- pori terbuka dan peredaran darah akan berjalan lancar. Ini penting untuk mencegah penyakit jantung
5. TIDAK PEMARAH
Nasihat Rasulullah : "Jangan Marah" diulangi sampai 3 kali. Ini menunujukkan hakikat kesehatan dan kekuatan Muslim bukanlah terletak pada jasadiyah belaka, tetapi lebih jauh yaitu dilandasi oleh kebersihan dan kesehatan jiwa.
Ada terapi yang tepat untuk menahan marah :
- Mengubah posisi ketika marah, bila berdiri maka duduk, dan bila duduk maka berbaring
- Membaca Ta 'awwudz, karena marah itu dari Syaithon
- Segeralah berwudhu
- Sholat 2 Rokaat untuk meraih ketenangan dan menghilangkan kegundahan hati
6. OPTIMIS DAN TIDAK PUTUS ASA
Sikap optimis akan memberikan dampak psikologis yang mendalam bagi kelapangan jiwa sehingga tetap sabar, istiqomah dan bekerja keras, serta tawakal kepada Allah SWT
7. TAK PERNAH IRI HATI
Untuk menjaga stabilitas hati & kesehatan jiwa, serta mentalitas maka menjauhi iri hati merupakan tindakan preventif yang sangat tepat.
::Ya Allah,bersihkanlah hatiku dari sifat sifat mazmumah dan hiasilah diriku dengan sifat sifat mahmudah...: :
Sumber : http://www.fahmiblogs.com/2010/10/tips-sehat-rasulullah.html


Baru saja membaca Tokoh Perubahan versi republika terdapat dua tokoh wanita...subhanallah^^, dan keduanya alumni IPB, Ibu Ratna Megawangi tokoh perubahan 2007 (Dosen saya di Mata Kuliah Pendidikan Karakter) dan Ibu Tri Mumpuni tokoh perubahan 2009.
Semoga menjadi inspirasi teman2 untuk terus berkarya dan menjadi tokoh perubahan berikutnya ^_^

Ratna Megawangi

Membangun Bangsa yang Berkarakter Kuat

Anak-anak bangsa berkarakter kuat. Itu cita-cita Ratna Megawangi mengembangkan pendidikan holistik berbasis karakter di Tanah Air. Maka, lewat Indonesia Heritage Foundation, sebuah lembaga yang didirikan bersama suaminya, Dr Sofyan A Djalil, ibu tiga anak ini pun mendirikan sekolah bagi anakanak prasekolah dan taman kanakkanak dengan pendekatan itu.

Setelah enam tahun, kini hampir 100 sekolah TK Karakter dan Semai Benih Bangsa bertebaran di berbagai kota di Indonesia. Di sekolah itu, anak-anak miskin sama percaya dirinya dengan anak kaya. Tak sekadar soal status sosial ekonomi, lewat sekolahnya anak-anak yang berbeda agama maupun suku pun memperoleh kesempatan yang sama.

Sebelumnya, lulusan terbaik Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 1982 ini lebih dikenal sebagai penulis. Ia banyak menulis masalah perempuan dan keluarga yang terus digelutinya hingga kini. Menurut Ratna dalam Tokoh Indonesia, pendidikan holistik berbasis karakter yang dikembangkannya barulah sebuah ide kecil. Sebuah ide kecil yang perlahan tapi pasti mengubah paradigma bangsa menjadi bangsa yang berkarakter kuat.

Anak kedua dari enam bersaudara ini lahir di Jakarta, 24 Agustus 1958. Orangtuanya, Harmonie Djaffar dan Srie Mulyati, mem- berikan kemapanan ekonomi. Namun, mereka mendidik dan mengasuh anak dengan disiplin keras, mengajarkan anak hidup hemat dan sederhana.

Ratna dosen ilmu Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga (GMSK) IPB. Cintanya pada dunia pendidikan anak dan keluarga bersemi saat berada di Amerika Serikat. Yakni, saat ia mengambil program post doctoral pada 1991-1993. Di situ, sebagai peneliti independen ia mengadakan penelitian tentang keluarga dan perkembangan anak di sejumlah negara. ‘’Saya merasa inilah yang rasanya menyentuh bukan saja intelectual academic saya. Tetapi juga menyentuh hati saya, jiwa saya,’’ kata doktor international food and nutrition policy ini.

Lewat penelitian itu, Ratna mengamati ternyata persoalan anak dan keluarga —yang dianggap biasa-biasa saja oleh sebagian besar masyarakat— luar biasa menarik. Hasil penelitiannya kala itu diterbitkan United University Press, Tokyo pada 1995 dalam buku bertajuk Strengthening The Family: Implications for International Development ‘’Gizi adalah food for the physical body,’’ kata Ratna, Masalah-masalah pendidikan anak dan keluarga menurutnya merupakan food for the soul. Maka, wanita yang menempuh studi S-2, S-3, dan post doctoral di Tufts University, Medford, AS, ini sejak tahun 2000 berniat melakukan langkah nyata. Yakni, mendirikan Indonesia Heritage Foundation.

Universal

Pada tahap awalnya, dengan modal Rp 75 juta bersama suaminya, Ratna merekrut 12 orang mahasiswa terbaik IPB. Berikutnya, sejumlah donatur ikut bergabung.

Karakter nilai luhur universal seperti apa yang ditanamkan kepada anakanak sejak dini itu? Ada sembilan pilar karakter yakni, karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya; kemandirian dan tanggung jawab; kejujuran/ amanah, diplomatis; hormat dan santun; dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerja sama; percaya diri dan pekerja keras; kepemimpinan dan keadilan; baik dan rendah hati, dan; karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan.

Setahun setelah mendirikan yayasannya, Ratna mulai mengujicobakan pendidikan berbasis karakter itu. Pada 2003 mereka mengevaluasi dan mengadakan perbaikan. Dari hasil penelitian terhadap 600 murid atas dampak pendidikan karakter terhadap perilaku kesehariannya, Ratna bisa tersenyum gembira. ‘’Hasilnya luar biasa,’’ kata ibu dari Muhammad Rumi (22 tahun), Safitri Mutia (17), dan Muhammad Lutfi (9).

Tri Mumpuni

Pembangunan yang Ciptakan Pengemudi

Hidup harus menjadi rahmatan lil alamin. Inilah yang menjadi spirit Tri Mumpuni untuk berkeliling ratusan daerah di Tanah Air demi membangun pembangkit listrik mikrohidro. Ia membangun pembangkit listrik pedesaan yang selama ini belum terjangkau PLN. Dia benar-benar ‘mumpuni’ dalam memberdayakan dan ‘menerangi’ masyarakat pedalaman. Jika selama ini pembangunan pembangkit mikrohidro banyak dijalankan perusahaan, tidak demikian yang dilakukan Tri Mumpuni.

Perempuan ini justru melibatkan unsur masyarakat dalam setiap pembuatan pembangkit mikrohidro. ‘’Bukan kita yang bangun, mereka yang ikut memasang,’’ katanya. Melalui pendekatan seperti ini, Mumpuni sangat yakin masyarakat akan merasa memiliki fasilitas yang telah dibangun bersama itu, dengan merawat dan menjaganya. Lebih pentingnya lagi, masyarakat menjadi mandiri.

Kemandirian masyarakatlah yang dia harapkan. Tak sekadar menerangi desa, tapi juga mengajak warga untuk membangun desanya. ‘’Pembangunan bukan sekadar mem bangun fisiknya semata. Tapi, kita butuh pengemudinya. Mere ka lah yang akan menjadi agen perubahan di daerahnya,’’ tutur Mumpuni. Hingga saat ini, telah lebih dari 50 lokasi yang sudah dipelopori untuk mengembangkan teknologi mikrohidro secara mandiri oleh masyarakat setempat. Seperti di Sumatra Selatan, pembangkit mikrohidro dengan kapasitas 224 kilowatt dapat memberikan pendapatan masyarakat setempat Rp 45 juta sampai Rp 50 juta per bulan.

Berkat kegigihannya itu, Mumpuni juga dipercaya untuk merintis pengembangan pemberdayaan masyarakat dengan penerapan teknologi mikrohidro di beberapa negara lainnya, seperti Filipina, Fiji, Kamerun, dan Gambia. Sukses besar tersebut tidak membuat Mumpuni sombong. Bahkan ketika Republika memberitahukan bahwa dia terpilih sebagai salah satu Tokoh Perubahan Republika 2009, Mumpuni hanya bersyukur seraya berkata, ‘’Subhanallah, masih terlalu banyak PR (pekerjaan rumah) saya di Republik ini.’’

Mengapa Terpilih

  • Membangun pembangkit mikrohidro yang melibatkan unsur-unsur masyarakat agar mereka juga bisa menikmati terangnya listrik.
  • Ikut mengembangkan dan memberdayakan masyarakat di luar negeri.
  • Memberdayakan ekonomi masyarakat desa.
Sumber : http://www.republika.co.id/tokoh-perubahan/landingpage/2007.php


20 Februari 2011, Rektor IPB, Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc dalam Lokakarya Kemahasiswaan Institut Pertanian Bogor, Auditorium Sumardi Sastra Kusuma, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Bogor, (20/02). Lokakarya Kemahasiswaan yang diselenggarakan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (DPM KM) IPB pada hari Minggu, 20 Februari 2011 di Auditorium Sumardi Sastra Kusuma, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB dihadiri oleh Rektor IPB, Herry Suhardiyanto dalam sesi diskusi bersama mahasiswa peserta lokakarya.

Pada kesempatan tersebut, Rektor menyampaikan informasi penting kepada seluruh peserta yang hadir pada lokakarya terkait berita penelitian IPB tentang produk susu formula yang mengandung Enterobacter sakazakii. Telah diketahui bersama, berita tersebut kian marak diperbincangkan di berbagai media dengan berbagai sudut pandang.

Rektor menjelaskan, penelitian tentang bakteri E. sakazakii mulai diidentifikasi pada tahun 1958 yang bertujuan untuk mengisolasi bahan pangan akibat kontaminasi bakteri ini. Benar adanya, bahwa bakteri ini biasa ditemukan pada susu karena susu merupakan salah satu bahan pangan yang mengandung protein tinggi, sehingga bakteri dapat dengan mudah berkembang. Penelitian yang dilakukan di IPB oleh dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Dr. Sri Estuningsih dimulai pada tahun 2003 dengan menggunakan 22 sample produk susu formula yang beredar di masyarakat. Hasilnya menunjukkan bahwa, 5 sample diantaranya terdapat bakteri E. Sakazakii. Sample kemudian diujicobakan pada mencit (bayi tikus), dengan pemberian dosis tertentu, hasilnya menunjukkan terjadi pengaruh pada jaringan otak mencit. Hasil penelitian ini kemudian dipaparkan pada Seminar Hasil Penelitian IPB tahun 2007 dan diunggah untuk dipublikasikan secara luas melalui website IPB pada tahun 2008. “Sejak saat itulah berita tersebut mulai merebak”, jelas Rektor kepada peserta lokakarya.

Penjelasan berikutnya menerangkan, pada kala itu belum ada peraturan bahwa susu yang mengandung E. sakazakii tidak boleh beredar di masyarakat. Namun, dalam sebuah konferensi internasional dengan panyampaian hasil penelitian Dr. Sri Estuningsih –saat itu mewakili Asia– tentang kandungan bakteri E. sakazakii pada produk pangan, diputuskan pembuatan peraturan bahwa suatu bahan pangan tidak boleh beredar di masyarakat jika mengandung bakteri E. sakazakii. Hal ini merupakan kebanggaan bagi Indonesia dalam dunia penelitian internasional.

Baru-baru ini, IPB dituntut agar dapat mengumumkan ke-5 produk susu yang mengandung E. sakazakii kepada masyarakat. Tuntutan ini diajukan oleh salah seorang konsumen yang memiliki seorang bayi yang menderita penyakit pencernaan setelah mengkonsumsi salah satu produk susu formula. Tuntutan tersebut diajukan atas dasar jika ke-5 produk susu formula tersebut tidak diumumkan kepada masyarakat, maka akan menimbulkan keresahan.

Tentu saja, IPB yang menjunjung tinggi etika akademik dan etika penelitian tidak dapat menyampaikan informasi tersebut secara gamblang. Selain itu, Rektor menyampaikan pertimbangan jika diumumkan 5 sample produk susu formula akan berimbas kepada produsen susu formula lainnya, yaitu akan ada kesan ketidakadilan di antara produsen susu formula, karena 91 sample lainnya juga belum tentu bebas dari bakteri jenis ini. Namun, hasil penelitian tersebut telah langsung disampaikan kepada produsen susu formula terkait sebagai evaluasi terhadap produknya yang beredar di masyarakat. Hal tersebut terbukti, sesuai dengan pernyataan Rektor bahwa setelah dilakukan surveillance di masyarakat pada tahun 2008, hasilnya adalah 96 produk susu formula telah bebas dari bakteri E. sakazakii. “Seharusnya masyarakat tidak perlu resah terhadap pemberitaan tersebut”, tambah beliau.

Menanggapi berita yang beredar saat ini, sejauh ini IPB masih mengikuti prosedur hukum. Walaupun, hasilnya sering kali sulit untuk memihak IPB. Rektor menyampaikan sedikit tentang sistem hukum di negara ini yang masih belum lengkap dalam mengkaji etika akademik atau etika penelitian. Perihal masalah ini, IPB sama sekali tidak diintimidasi oleh Mendiknas, Menkes, atau pihak lainnya. IPB masih berpendirian untuk tetap menjunjung tinggi etika akademik dan etika penelitian. ITB, Unair, USU, UNAND, dan universitas nasional lainnya turut mendukung IPB untuk tetap tegas terhadap kasus ini.

Ada pun kabar berita yang meng-akronimkan IPB sebagai “Institut Pengecut Bogor” menuai rasa gerah dikalangan mahasiswa. Ada sebuah statement yang disampaikan oleh salah seorang mahasiswa di sebuah jejaring sosial sehari sebelum kegiatan lokakarya berlangsung, “Untuk Bapak-Ibu yang punya bayi trus ngatain IPB pengecut! Lah, piye toh Pak, Bu! Siapa yang pengecut? Yang pengecut tuh Bapak-Ibu yang ngasih bayi-nya susu formula, harusnya kasih ASI lah!”, statement singkat tersebut bukan maksud untuk pembelaan terhadap IPB semata, namun terdapat pesan yang “menyentil” kepada seluruh elemen masyarakat terkait rekomendasi pemberian ASI kepada bayi. Karena pada dasarnya, pemberian susu formula adalah sebuah alternatif yang dilakukan kepada bayi yang lahir prematur, bukan kepada bayi yang terlahir normal. Terlepas dari hal di atas, Rektor berpesan kepada mahasiswa dan seluruh civitas IPB, “Berikanlah komentar yang santun untuk hal-hal menyudutkan IPB, karena kita adalah insan yang menjunjung tinggi etika dan moral”.(bms)

Oleh : Bayu Maulana

MENKOMINFO BEM KM IPB BERSAHABAT

http://bem.ipb.ac.id/ipb-dan-enterobacter-sakazakii



Apa itu E. Sakazaki ?....Mungkin pertanyaan itu yang sekarang muncul di kalangan orang tua, khususnya yang masih mempunyai bayi. Di Indonesia, bakteri Sakazaki “tenar” sejak tahun 2008 lalu. Ketika itu berdasarkan penelitian yang di lakukan IPB terhadap 74 sampel susu formula, 13,5 persen di antaranya mengandung bakteri berbahaya tersebut. Hasil tersebut merupakan kelanjutan dari penelitian yang di lakukan sebelumnya dari tahun 2003 hingga 2006.

Sebenarnya Bakteri Sakazaki itu apa ?

Sakazaki atau yang lengkapnya Enterobacter Sakazaki merupakan merupakan bakteri gram negatif anaerob fakultatif, berbentuk koliform (kokoid), dan tidak membentuk spora.

Bakteri ini termasuk dalam famili Enterobacteriaceae . Sampai tahun 1980 E. sakazakii dikenal dengan nama Enterobacter cloacae berpigmen kuning.

Enterobacter sakazakii bukan merupakan mikroorganisme normal pada saluran pencernaan hewan dan manusia, sehingga disinyalir bahwa tanah, air, sayuran, tikus dan lalat merupakan sumber infeksi.

Enterobacter sakazakii dapat ditemukan di beberapa lingkungan industri makanan (pabrik susu, coklat, kentang, sereal, dan pasta), lingkungan berair, sedimen tanah yang lembab. Dalam beberapa bahan makanan yang potensi terkontaminasi E. sakazakii antara lain keju, sosis, daging cincang awetan, sayuran, dan susu bubuk.

Bahaya Bakteri Sakazaki Terhadap Kesehatan

E. sakazakii dapat menyebabkan radang selaput otak dan radang usus pada bayi. Kelompok bayi yang memiliki resiko tertinggi terinfeksi E. sakazakii yaitu neonatus (baru lahir hingga umur 28 hari), bayi dengan gangguan sistem tubuh, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), bayi prematur, dan bayi yang lahir dari ibu yang mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV)

Angka kematian akibat infeksi E. sakazakii mencapai 40-80%. Sebanyak 50% pasien yang dilaporkan menderita infeksi E. sakazakii meninggal dalam waktu satu minggu setelah diagnosa. Hingga kini belum ada penentuan dosis infeksi E. sakazakii, namun sebesar 3 cfu/100 gram dapat digunakan sebagai perkiraan awal dosis infeksi.

Cara Menghilangkan Bakteri Sakazakii Pada Susu Formula

Lalu bagaimana cara menghilangkan bakteri Sakazakii yang terdapat pada susu formula?

Badan POM menganjurkan agar tehindar dari bakteri, larutkan susu bubuk formula menggunakan air yang dimasak sampai mendidih lalu dibiarkan selama 10-15 menit agar suhunya turun dan menjadi tidak kurang dari 70 derajat celcius.

Siapkan susu yang dapat dihabiskan bayi sesuai takaran. Kemudian, sisa susu yang sudah larut harus dibuang setelah dua jam.

“Pemakaian susu bubuk formula bukanlah suatu produk yang steril dan dapat terkontaminasi kuman yang dapat menyebabkan penyakit,” kata Kepala BPOM Kunstantiah, dalam jumpa persdi Kantor Kemenkominfo, Jakarta, Kamis (10/2/2011).

Pencegahan Bakteri Pada Susu Formula

Selain E. Sakazaki sebenarnya terdapat bakteri lain yang sering mengkontaminasi susu formula antara lain Clostridium botulinu, Citrobacter freundii, Leuconostoc mesenteroides Escherichia coli Salmonella agona, Salmonella anatum, Salmonella bredeney, Salmonella ealing, Salmonella Virchow, Serratia marcescens, Salmonella isangi dan berbagai jenis salmonella lainnya.

Oleh karena itu para ibu harus tahu cara menyajikan susu formula yang baik ke bayinya.

Berikut Tips Memberi Susu Pada Bayi

Proses mensterilkan Peralatan .

1. Cuci tangan dengan sabun sebelum membersihkan dan mensterilkan peralatan minum bayi

2. Cuci semua peralatan (botol, dot, sikat botol dan sikat dot) dengan air bersih yang mengalir.

3. Gunakan sikat botol dan sikat dot untuk membersihkan bagian dalam botol dan dot agar sisa susu yang melekat bisa dibersihkan.

4. Bilas botol dan dot dengan air bersih yang mengalir.

5.Bila menggunakan alat sterilisator buatan pabrik, ikuti petunjuk yang tercantum dalam kemasan.

6.Bila sterilisasi dengan cara direbus :

Botol harus terendam seluruhnya sehngga tidak ada udara di dalam botol;

Panci ditutup dan dibiarkan sampai mendidih selama 5 - 10 menit;

Panci biarkan tertutup, biarkan botol dan dot di dalamnya sampai segera akan digunakan

7. Cuci tangan dengan sabun sebelum mengambil botol dan dot.

8. Bila botol tidak langsung digunakan setelah direbus:

Botol harus disimpan di tempat yang bersih dan tertutup;

Dot dan penutupnya terpasang dengan baik.

Proses Penyajian Susu Formula

1. Bersihkan permukaan meja yang akan digunakan untuk menyiapkan susu formula

2. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, kemudian keringkan

3. Rebus air minum sampai mendidih selama 10 menit dalam ketel atau panci tertutup

4. Setelah mendidih, biarkan air tersebut di dalam panci/ketel tertutup selama 10 - 15 menit agar suhunya turun menjadi di atas 70oC

5. Tuangkan air tersebut (suhunya di atas 70oC) sebanyak yang dapat dihabiskan oleh bayi (jangan berlebihan) ke dalam botol susu yang telah disterilkan

6.Tambahkan bubuk susu sesuai takaran yang dianjurkan pada label dan sesuai kebutuhan bayi

7.Tutup kembali botol susu dan kocok sampai susu larut dengan baik

8. Dinginkan segera dengan merendam bagian bawah botol susu di dalam air bersih dingin, sampai suhunya sesuai untuk diminum (dicoba dengan meneteskan susu pada pergelangan tangan, akan terasa agak hangat, tidak panas)

9. Sisa susu yang telah dilarutkan dibuang setelah 2 jam.

Catatan :

Kalau Anda keluar, bawalah sebotol air rebus sesuai ukuran yang diperlukan dan sebuah tempat berisi susu bubuk sesuai takaran yang diperlukan. Jadi, bila sang bayi memerlukannya, langsung dapat Anda buatkan.

Selewat 1 jam, buanglah isi botol yang tidak dihabiskan.

Menghangatkan susu tidak boleh melebihi dari 10 menit

8 Tips Cegah Bakteri Pada Susu Formula

Kendati susu formula yang sekarang beredar sudah dinyatakan aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Kementerian Kesehatan, namun masih banyak orangtua yang khawatir untuk memberikan susu formula pada anak mereka.

Untuk menepis kekhawatiran tersebut, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih memberikan 8 tip untuk mencegah kontaminasi bakteri pada susu formula.

1. Lihat tanggal kedaluarsa pada kemasan susu.

2. Pastikan kemasan susu dalam kondisi baik, tidak penyok.

3. Jangan berikan susu formula untuk bayi berusia kurang dari 6 bulan, kecuali dalam kondisi terpaksa.

4. Perhatikan kebersihan diri orang yang menyiapkan susu formula, misalnya mencuci tangan.

5. Pastikan selalu mencuci dan mensterilkan botol susu.

6. Cairkan susu formula dengan air panas yang sudah mendidih.

7. Berikan susu pada bayi saat masih dalam kondisi hangat. Jika sudah dingin dan lebih dari 2 jam, ganti dengan susu yang baru.

8. Jika kaleng susu sudah dibuka lebih dari 8 hari, sebaiknya ganti dengan susu yang baru.

by INDONESIA HEALTH CARE CLUB


Sri Estuningsih (Estu) awalnya berburu bakteri dalam susu formula untuk penelitian doktoral saat menempuh pendidikan bidang Mikrobiologi dan Patologi di Justus Liebig Universitat, Gieben, Jerman.

Penelitian yang awalnya mencari penyebab diare pada bayi, dengan fokus pada Salmonella, Shigella dan E. Coli sebagai bakteri penyebab diare, justru menemukan Enterobacter Sakazakii.

Enam tahun setelah penelitian dilaksanakan, Estu justru menghadapi tuntutan hukum. Adalah David Tobing, Pengacara Publik yang berturut-turut memenangkan tuntutan di level Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan Mahkamah 1ee8 Konstitusi (MK).

Isi tuntutan tersebut adalah agar Institut Pertanian Bogor (IPB), Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Bpom) mengumumkan merek susu yang terpapar Enterobacter Sakazakii sesuai penelitian Estu yang dilaksanakan mulai tahun 2003 itu.

Pasalnya, penelitian yang mulai dilakukan pada 2003 itu bukanlah penelitian survaillance, artinya peneliti tidak mendaftar seluruh merek susu yang beredar di pasaran, melainkan semata mencari bakteri yang terdapat pada susu.

Apabila merek susu diungkap, hal itu tentunya tidak adil dan diskriminatif karena sampel tidak mewakili seluruh jenis susu dan makanan bayi yang beredar dipasaran. Padahal E. Sakazaki adalah jenis bakteri yang dapat dijumpai di mana-mana, termasuk dalam usus manusia yang tidak sakit.

———

Penelitian yang awalnya dilakukan di Jerman tersebut sebenarnya menyoroti cemaran Salmonella, Shigella dan E. Coli berkaitan dengan diare pada bayi. Bukannya menemukan ketiga bakteri tersebut, Estu justru menemukan cemaran E. Sakazakii sebanyak 13,5%, atau ditemukan dalam 10 dari 74 sampel. Pada 2004 bakteri itu masih ditemukan dalam 3 sampel dari 46 sampel yang diteliti.

Penelitian yang sama pada 2006 justru menemukan kecenderungan yang lebih tinggi E. Sakazakii ditemukan dalam 22,73% sampel susu formula dan 40% sampel makanan bayi.

Dari hasil karakterisasi bahaya yang dilakukan dalam penelitian pada 2006, ditemukan bahwa E. Sakazakii dapat menyebabkan enteritis, sepsis dan meningitis. Karena dianggap berbahaya, pada 2006 hasil penelitian tersebut dilaporkan ke BPOM.

Penemuan itu menjadi pertimbangan bagi IPB untuk mengajukan ke BPOM agar Indonesia mengikuti aturan Codex Alimentarius Commission untuk membatasi kadar cemaran E. Sakazakii dalam susu formula, makanan bayi, serta barang konsumsi lain.

Selain itu pada saat itu pihak IPB berharap agar BPOM dapat melakukan penelitian yang lebih memadai, misalnya dengan metode survaillance agar dapat menyertakan keseluruhan merek susu formula dan makanan bayi yang beredar di pasaran.

Baru pada 2009 BPOM mengadopsi Codex yang mengatur cemaran E. Sakazaki. Bpom juga melakukan survaillance terhadap seluruh merek susu dan makanan bayi yang beredar di pasaran.

Survaillance terus berlanjut hingga saat ini, tetapi Bpom sudah tidak menemukan satu pun merek susu yang mengandung cemaran E. Sakazaki, paska adopsi Codex itu.

“BPOM adalah lembaga pengawas, kami tidak dapat melakukan pengawasan sebelum ada aturannya. Oleh karena itu Codex harus diadaptasi kemudian kami melakukan pengawasan terhadap susu yang beredar di pasaran mulai 2009, berdasarkan Codex” Jelas Kustantinah, Kepala BPOM.

Berdasarkan fungsi pengawasan itulah BPOM mengumumkan hasil penelitiannya terhadap berbagai susu yang ada di pasaran. Sejak 2009 hingga kini Bpom telah meneliti 117 jenis susu di pasaran Indonesia yang kesemuanya aman dari E. Sakazaki.

Harry Suhardiyanto, Rektor IPB mengatakan untuk mengumumkan jenis susu yang aman dan tidak aman demi memenuhi kepentingan publik merupakan kewenangan Bpom, apalagi Bpom telah melakukan penelitian paling baru dari segi waktu serta mencakup seluruh jenis susu formula dan makanan bayi yang ada.

Apabila IPB terpaksa mengumumkan merek susu dengan cemaran E. Sakazaki berdasar hasil penelitian Estu, hal tersebut akan menyalahi prinsip keadilan dalam penelitian karena sampel yang digunakan belum mencakup seluruh sampel yang beredar di pasaran.

Padahal sampel yang tidak diteliti belum tentu terbebas dari cemaran. Hal ini tentu tidak adil dan mendiskriminasi pihak tertentu karena tidak seluruh sampel yang ada diteliti.

Sementara itu, kewajiban mempublikasikan isi penelitian sudah dilakukan IPB dan Estu melalui berbagai Jurnal Internasional. Hasil penelitian tersebut juga telah dipaparkan dalam pertemuan internasional tentang E. sakazakii yang diselenggarakan oleh WHO dan FAO di Roma, Italia pada 2006.

Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengungkapkan pihaknya tidak dapat memaksa IPB untuk mengumumkan merek susu karena IPB adalah lembaga independen yang tidak memiliki kewajiban melaporkan hasil penelitiannya.

Fasli Jalal, Wakil Menteri Pendidikan Nasional juga menghargai sikap IPB untuk tidak menyebutkan merek susu yang menjadi sampel penelitian karena telah diatur dalam kode etik internasional bahwa merek produk yang menjadi objek penelitian tidak disebutkan.

Selain itu dia juga menyatakan kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik serta otonomi keilmuan pada penyelenggara pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan dilindungi oleh hukum sebagaimana tercantum dalam Pasal 24 UU No 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional.

———-

Di Luar persoalan hukum, probabilitas infeksi oleh E. Sakazaki sangatlah kecil, terhitung hanya ada 48 kasus bayi yang terinfeksi selama 42 tahun dalam kurun waktu 1961-2003. E. sakazaki juga hanya berbahaya bagi bayi di bawah usia 28 hari, bayi yang lahir dengan berat badan rendah, prematur, serta bayi dengan human immunodeficiency virus (HIV).

Oleh karena itulah bayi baru lahir hingga usia enam bulan sangat disarankan untuk mengonsumsi ASI eksklusif. Akan tetapi jika harus ditambahkan dengan susu formula penyajiannya harus dipastikan higienis karena pencemaran E. Sakazaki tidak hanya terjadi dari bahan baku maupun pasteurisasi susu, tetapi juga ketika pembukaan kemasan susu hingga susu disiapkan.

E. Sakazaki sebenarnya mudah dilumpuhkan. Bakteri tersebut akan mati dalam 15 detik jika berada pada suhu 70 derajat celcius atau lebih. Penyajian susu pun harus diperhatikan, misalnya susu yang sudah dingin lebih dari dua jam sangat riskan terkena bakteri.

Jika penyajian makanan bayi dilakukan dengan mengikuti peraturan yang ada, maka infeksi bakteri tidak mungkin terjadi. Namun demikian, masyarakat sudah terlanjur resah, kerugian juga bisa jadi akan dialami oleh industri susu nasional, sementara pemerintah tak kunjung memberikan penjelasan memadai.

Pihak pemerintah, dengan BPOM dan kementerian Kesehatan sebagai tergugat, seharusnya mengambil langkah untuk mulai mengedukasi masyarakat, alih-alih bersembunyi dan memojokan pihak tertentu di balik keputusan hukum.

Selain itu, jika dibiarkan berlarut, tuntutan hukum ini dapat memicu keresahan peneliti sehingga mereka enggan berkreasi dan berinovasi menghasilkan penelitian. Jika sudah begitu maka masyarakat juga yang dirugikan akibat kemandegan ilmu pengetahuan serta kesehatan di Indonesia

Oleh :
Rika Novayanti
Sumber : http://bisnis-jabar.com/berita/kasus-susu-bakteri-ipb-tidak-lempar-batu-sembunyi-tangan.html