Gizi.net - Burger dan kentang goreng tidak cuma buruk untuk lingkar pinggang, tapi juga memperburuk asma. Selain meningkatkan risiko peradangan di saluran napas, makanan tinggi lemak itu juga membuat tubuh tidak merespon terapi untuk mengendalikan asma.
Hasil studi yang dilakukan tim ilmuwan dari University of Newcastle itu menambah bukti bahwa faktor lingkungan, seperti pola makan, berpengaruh pada perkembangan penyakit asma. Padahal, dalam dua dekade terakhir pola makan cepat saji yang tinggi lemak makin digemari banyak orang.
Kendati hasil studi tersebut masih perlu pembuktian lebih lanjut, namun para ahli menyarankan untuk mengurangi asupan makanan tinggi lemak sebagai salah satu cara mengontrol asma.
"Bila sudah ada studi lanjutan yang menguatkan studi ini, maka pengaturan pola makan bisa jadi strategi yang penting untuk mengendalikan asma," kata Lisa Wood, ketua peneliti dari University of Newcastle. Hasil penelitiannya akan dipresentasikan dalam pertemuan American Thoraric Society's International Conference, minggu ini.
Asma merupakan kondisi kronis yang terjadi saat saluran pernapasan utama paru-paru (bronkus) meradang. Selama ini asma lebih dikaitkan dengan alergi, belum ada peneliti yang secara khusus melihat dampak makanan tinggi lemak pada penderita asma.
Dalam studinya, Wood dan timnya mengamati 40 penderita asma yang dibagi menjadi dua kelompok. Pertama adalah yang mengasup makanan tinggi lemak, seperti burger, dan kelompok lainnya adalah yang diberi yogurt. Makanan tinggi lemak mengandung 1000 kalori, 52 persennya berasal dari lemak. Sedangkan makanan rendah lemak hanya 200 kalori, 13 persennya dari lemak.
Hasil analisa contoh air liur menunjukkan, terjadi peningkatkan sel imun yang disebut neutrophils di saluran napas pada kelompok yang makan burger.Neutrophils merupakan pemicu peradangan. Bukan hanya itu, pada kelompok ini juga kerja obat pengendali asma di paru juga menjadi lebih lambat.
June 18, 2013 at 10:07 PM
aku jualan burger tiap hari tapi alhamdulillah belom ada yg asma