Gizi.net - JAKARTA--Benarkah kekurangan tidur malam hari bisa digantikan dengan tidur pada siang hari? Pertanyaan itu mungkin mendera sebagian individu yang kerap menghabiskan waktu malam hari untuk bekerja atau sekedar begadang.
Pakar kejiwaan, Nurmiati Amir menyatakan, tidaklah benar kurang tidur malam hari dapat digantikan tidur pada siang harinya. Ia menjelaskan, tidur malam adalah regulasi yang teratur dan sudah berpola dengan baik. Tak hanya itu, kata dia, beberapa hormon tertentu hanya muncul dan bekerja pada malam hari.
"Dari sananya, tidur berlangsung di malam hari. Jika seseorang kurang tidur pada malam hari maka hormon yang seperti hormon pertumbuhan dan immunitas tidak akan muncul dan hormon ini tidak bisa diproduksi tubuh siang hari," paparnya saat konferensi Tatalaksana Komprehensif Psikoterapi di Jakarta akhir pekan lalu.
Nurmiati menilai, sebagian masyarakat cenderung salah paham dengan anggapan tersebut. Ia tidak menyalahkan masyarakat dengan pemikiran itu. Dia menyayangkan bila kesalahpahaman ini membuat masyarakat membenarkan anggapan tidur siang hari mampu mengganti kurangnya jam tidur di malam hari.
"Tidur memang bersifat indiviual. Artinya, ada individu yang cukup tidur tiga jam saja dalam sehari. Tetapi sangat direkomendasikan untuk tidur yang cukup, tidak berlebihan dan berkualitas," katanya.
Menurutnya, tiga rekomendasi itu memiliki manfaat besar seperti dapat memperbaiki metabolisme otak, peningkatan kualitas ingatan, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Indikator terpenuhinya rekomendasi terjadi bila seseorang merasa segar ketika bangun dan tidak mudah terserang kantuk di siang hari.
"Jika tidak merasakan hal itu, maka kemungkinan kualitas tidurnya tidak mencapai stadium tidur yang dalam," Tukasnya.
Menurut Nurmiati, saat malam hari otak melalui indera peraba memerintahkan tubuh untuk memproduksi hormon melatonin, sejenis hormon yang memberikan efek kantuk. Hormon ini secara normal diproduksi sekitar pukul 9 malam. Saat itu temperatur tubuh mulai menurun, bila lingkungan sekitar tubuh jauh lebih sejuk maka hormon melatonin akan terus diproduksi yang berujung pada rasa kantuk luar biasa.
Dia menyarankan, untuk seseorang yang sulit tidur untuk mematikan lampu guna mempermudah tubuh memproduksi hormon melatonin. "Makanya, ketika naik pesawat, mungkin anda melihat salah seorang penumpang menggunakan penutup mata. itu dilakukan untuk menghindari jet lag dan membuat tubuh lebih rileks dan akhirnya terkantuk dan tidur," tuturnya.
Sumber : Republika OnLine - Selasa, 04 Mei 2010 - Red: Ririn Sjafriani