Kadang kita menyepelekan hal tersebut, sampai suatu saat sudah terlalu jauh, terlalu sering curhat dan dekat, kita baru menyadari ada yang salah dengan hal ini.
Beberapa bulan yang lalu saya mendengar ‘pengalaman’ sepasang suami istri yang sedang mengalami konflik. Sang istri ‘curhat’ kepada teman prianya tentang permasalahan yang sedang dihadapi dengan suami. Sampai akhirnya, lama kelamaan merasa nyaman, sang istri memutuskan untuk bercerai dengan suaminya dan mengatakan bahwa pria teman curhat tersebut akan menikahinya. Padahal sang istri sedang hamil tua dan teman prianya juga sudah berkeluarga. Mereka ingin meninggalkan keluarga sejati mereka, untuk mengharapkan kebahagiaan lain yang belum tentu akan mereka dapatkan. Apalagi dengan cara yang tidak baik. Belum lagi anak-anak yang mereka tinggalkan. Anak-anak akan mengalami trauma dan akan berpengaruh terhadap karakter dan kepribadiaannya kelak saat dewasa.
Hemm, menghindari masalah dengan membuat masalah baru.
Na’udzubillaah....
Nah, baru saja saya membaca buku terbaru Pak Indra - Bunda Nunik Noveldy yang berjudul “Menikah untuk Bahagia”. Dalam buku tersebut terdapat bab yang membahas untuk tidak curhat kepada lawan jenis saat mengalami masalah dengan pasangan. Berikut sedikit ulasan dari beliau sebagai bahan renungan & pembelajaran kita, baik yang belum menikah, sedang mempersiapkan pernikahan, maupun yang sudah menikah ^_^
“Tahukah anda, berapa banyak orang yang awalnya sama sekali tidak ada niatan untuk selingkuh, tetapi akhirnya terpeleset, akhirnya selingkuh?
Saat curhat kepada lawan jenis, anda akan mendapatkan simpati. Anda akan merasa dimengerti. Selanjutnya anda merasa nyaman dan menjadi semakin dekat. Apa pun bisa terjadi selanjutnya”
“Anda mungkin punya argumentasi tersendiri tentang masalah ini. Namun, saran saya lebih baik anda hindari. Godaan yang datang bisa sangat halus bentuknya dan memabukkan. Pelan tapi pasti anda akan merindukan curhat kepada dia. Tanpa sadar anda berdua masuk ke dalam sebuah situasi yang rumit, dimana anda sudah terlanjur ‘sayang’ dengannya, demikian juga sebaliknya. Akan lebih kusut lagi saat teman curhat anda ini sudah berkeluarga”
“Nasihat yang sama juga berlaku saat ada lawan jenis yang ingin curhat kepada anda tentang masalah keluarganya. Sebisa mungkin hindari. Anda mungkin punya iman yang cukup kuat untuk menahan godaan. Namun, apakah anda bisa jamin iman dia cukup kuat? Anda bisa jamin dia tidak akan jatuh hati kepada anda?”
“Bagi anda yang kebetulan diberkahi tampilan fisik yang rupawan, menarik, dan supel, larangan ini jadi semakin kuat. Karena anda potensial untuk disukai oleh lawan jenis anda. Jangan sampai anugerah tersebut menjadi musibah untuk kehidupan pernikahan anda nantinya”
Dalam bab ini juga diceritakan tentang sepasang suami istri yang serius membangun pondasi yang kokoh untuk pernikahan mereka. Sang suami tampan, sang istri cantik, terkenal dan tentunya banyak ‘fans’.
“Sang suami bercerita, salah satu cara dia mengantisipasi ketertarikan lawan jenis untuk curhat kepadanya adalah dengan selalu menghindari ngobrol hanya berdua dengan lawan jenis. Dalam ‘business meeting’ yang beliau lakukan, pria ini selalu mengajak teman sehingga selain menghindari gosip, dia juga ingin menghindari keinginan curhat lawan bicaranya. Kami tertegun dengan dengan sikap sang suami yang sangat menjaga perasaan istrinya. Beliau tidak mau ada gosip yang bisa mengakibatkan sang istri terkena dampaknya”
“Luar biasa ya, antisipasi yang dilakukan pasangan ini. Mereka berdua menyadari bahwa mereka adalah sosok yang hangat dan menarik. Dan secara sadar mereka memutuskan untuk menghindari sejauh mungkin hal-hal yang bisa merusak hubungan mereka”
“Wajah rupawan, sosok menarik, kepribadian yang hangat adalah anugerah Tuhan. Hendaklah kita mensyukuri anugerah ini dengan menjaganya sebaik-baiknya”
Hemm, cerita yang menarik yaaa dan beruntunglah jika kita mampu menjaga dan menahan diri untuk tidak ‘curhat’ dengan lawan jenis ketika sedang punya masalah, maupun menghindari untuk tidak menjadi tempat curhat bagi lawan jenis...hihi ^_^
Jadi teringat pesan dari seseorang " masalah/konflik dalam suatu hubungan, dalam keluarga, itu biasa terjadi, yang penting saling memahami, saling mengerti, dan fokus untuk mencari solusi. Bukan saling menyalahkan"
Selain membahas hal tersebut, buku terbaru Pak Indra - Bunda Nunik Noveldy ini juga membahas banyak hal terkait permasalahan pernikahan, Formula Cinta membangun Surga Di Rumah, yang sebagian besar diangkat dari pengalaman-pengalaman beliau sendiri. Salah satu sumber ilmu yang bagus untuk membangun keluarga yang Sakinah, Mawaddah, Warahmah. Tentunya ilmu agama adalah hal yang paling utama untuk kita pelajari, karena merupakan panduan utama hidup kita, salah satunya dalam berkeluarga. Dilengkapi juga dengan sumber-sumber lain, dari banyak penulis yang sudah ahli dibidangnya ^_^
Semangat untuk terus belajar dan memperbaiki diri...
Salaaam ^^
Oleh : Adila