Secara umum, setiap wanita yang menginjak dewasa akan menemui ‘tamu bulanan’ yang dinamakan haid atau menstruasi. Kaum hawa tentu harus mengenal seluk beluk tentang apa itu haid, agar ia tahu apa yang harus dilakukan jika ia mengalami haid, juga masalah seputar haid. Terlebih lagi wanita muslimah, ia harus mengenal konsekuensi-konsekuensi hukum Islam jika telah haid, seperti sholat, puasa, membaca Al-Qur’an, dan lain-lain. Berikut ini kami paparkan sedikit mengenai haid dan permasalahan-permasalahan seputarnya secara umum dari tinjauan medis dan sedikit dari sudut pandang Islam.
Definisi Haid
Di dalam buku “Darah Kebiasaan Wanita” yang ditulis oleh Syaikh Utsaimin, disebutkan mengenai pengertian haid. Menurut bahasa, haid berarti sesuatu yang mengalir. Dan menurut arti syara’ ialah darah yang terjadi pada wanita secara alami, bukan karena suatu sebab, dan pada waktu tertentu. Jadi haid adalah darah normal, bukan disebabkan oleh suatu penyakit, luka, keguguran atau kelahiran. Oleh karena haid adalah darah normal, maka darah tersebut berbeda sesuai kondisi, lingkungan dan iklimnya, sehingga terjadi perbedaan yang nyata pada setiap wanita.
Secara medis, keadaan haid atau menstruasi adalah proses alami yang dialami setiap wanita, yaitu terjadinya proses pendarahan yang disebabkan luruhnya dinding rahim sebagai akibat tidak adanya pembuahan. Proses ini umumnya terjadi pada saat wanita memasuki usia 10-12 tahun. Proses haid diiringi dengan keadaan keluarnya darah dari kelamin kewanitaan. Dimana proses alamiah ini terjadi rata-rata sekitar selama 2 hari sampai 8 hari. Darah yang keluar rata-rata sebanyak antara kisaran 10ml hingga 80ml per hari. Adapun siklus haid yang normal adalah rata-rata selama 21-35 hari.
Haid Pertanda Memasuki Masa Subur
Haid merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita, yang dimulai dari menarke (mulainya haid) sampai terjadinya menopause (berhentinya haid). Haid terjadi pada wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil. Haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala (tiap bulan) dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam reproduksi.
Haid pada wanita adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya fisiologik (normal), sebagai akibat perubahan hormonal yaitu estrogen dan progesteron. Haid bisa menjadi salah satu pertanda bahwa seorang wanita sudah memasuki masa suburnya. Karena secara fisiologis, haid menandakan telah terbuangnya sel telur yang sudah matang. Haid merupakan bagian dari proses mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan.
Siklus Haid
Panjang siklus haid ialah jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus haid (hari ke-1), siklus berakhir tepat sebelum siklus haid berikutnya. Siklus haid berkisar antara 21-40 hari, hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28 hari. Tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama, bahkan kakak beradik dan saudara kembar. Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke (mulainya haid) dan sesaat sebelum menopause (berhentinya haid).
Lama haid biasanya antara 3 – 5 hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian ada yang 7 – 8 hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata + 16 cc, pada wanita yang lebih tua darah yang keluar lebih banyak begitu juga dengan wanita yang anemia.
Pada awalnya, siklus mungkin tidak teratur, jarak antar 2 siklus bisa berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Hal ini adalah normal, setelah beberapa lama siklus akan menjadi lebih teratur. Siklus dan lamanya haid bisa diketahui dengan membuat catatan pada kalender. Dengan menggunakan kalender tersebut, tandailah siklus haid setiap bulannya. Setelah beberapa bulan bisa diketahui pola siklus haid, dan hal ini akan membantu dalam memperkirakan siklus yang akan datang. Tandai setiap hari ke-1 dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya dengan demikian dapat diketahui siklus haid.
Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus haid, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Sekitar hari ke-14, terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi). Sel telur ini masuk ke dalam salah satu tuba falopi dan di dalam tuba bisa terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk kedalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin.
Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan maka endometrium akan dilepaskan dan terjadi perdarahan (hari ke-1 siklus haid). Perdarahan ini berlangsung selama 3 – 5 hari kadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.
Fisiologi Haid
Haid merupakan bagian dari proses mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar di bawah otak depan, dan indung telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang sedang tumbuh jika wanita itu hamil.
Hormon memberi sinyal pada telur di dalam indungnya untuk mulai berkembang. Tak lama kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indungnya dan mulai bergerak menuju tuba falopii terus ke rahim. Jika telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim, lapisan rahim akan berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina.Periode pengeluaran darah dikenal sebagai periode haid, berlangsung selama 3-7 hari. Jika seorang wanita menjadi hamil, haid bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya haid bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil. Kehamilan dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan darah atau urin sederhana.
Gejala yang Menyertai Haid
Proses alamiah haid terjadi pada setiap wanita yang beranjak dewasa. Proses haid diiringi oleh beberapa gejala yang terjadi pada tubuh. Perubahan fisiologis dalam tubuh wanita secara berkala ini dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Keluarnya darah dari kelamin merupakan indikasi jelas pada proses haid. Untuk beberapa kasus, terdapat gejala-gejala lain yang muncul seiring dengan proses haid, antara lain:
- Perut terasa mulas
- Mual
- Nyeri ketika buang air kecil
- Diiringi meriang atau demam dan peningkatan suhu tubuh
- Sakit kepala dan pusing
- Keputihan
- Radang pada vagina
- Gatal-gatal pada kulit
- Meningkatnya temperamen emosi
- Nyeri dan bengkak pada payudara
Pola Makan Mempengaruhi Siklus Haid
Pola makan diyakini membawa pengaruh pada siklus haid. Selain pentingnya pemilihan kandungan nutrisi dan asupan gizi, pola makan yang teratur dan baik memberikan banyak keuntungan serta kebaikan kepada tubuh secara menyeluruh ketika haid maupun ketika tidak haid.
Makanlah dalam porsi kecil dan lebih sering, agar tidak menyebabkan perasaan tidak nyaman pada perut namun tetap dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Konsumsi makanan yang sehat seperti buah-buahan segar, sayur, dan tinggalkan junk food dan makanan berlemak.
Hal penting lainnya adalah asupan nutrisi dan gizi. Karena status kualitas dari asupan nutrisi dan gizi mempengaruhi kinerja kalenjar hipotalamus yang memiliki peran mengendalikan kelancaran siklus haid yang ada.
Bagaimanapun, lakukanlah pola makan secara teratur. Apapun yang berlebihan akan berakibat tidak baik. Makan terlalu sering ataupun makan terlalu jarang karena dalam diet yang ekstrim tidak memberikan kebaikan apapun pada tubuh.
Seperti halnya pola makan, jika terdapat ketidakseimbangan dalam pola asupan dan kualitas gizi, maka akan berpengaruh pada kelancaran siklus haid pula. Bahkan ketidakseimbangan tersebut memberikan dampak pula pada terhentinya siklus sama sekali (amenorea).
Nutrisi Penting Ketika Haid
Penting bagi wanita untuk selalu mempertahankan pola makan yang sehat untuk mengurangi efek negatif yang sering dialami saat haid. Berikut beberapa panduan mengenai asupan nutrisi dan gizi yang dianjurkan untuk dikonsumsi selama haid:
- Pada periode haid normal, wanita akan kehilangan darah sebanyak kurang lebih antara 10-80cc darah dalam sehari. Sementara mereka yang mengalami haid yang lebih berat akan kehilangan darah lebih banyak. Sehingga kehilangan cairan tersebut harus digantikan dengan minum air yang cukup.
- Sementara dalam darah yang terbuang terkandung zat besi yang sangat dibutuhkan tubuh. Jika seseorang mengalami kekurangan zat besi maka gejala yang umum timbul berupa lelah, pucat, rambut rontok, mudah marah, lemah, dan gangguan fungsi pertahanan tubuh. Untuk mencegahnya, sebaiknya setiap wanita mecukupinya dengan mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Makanan yang banyak mengandung zat besi diantaranya daging, ayam, ikan, kacang-kacangan dan sereal. Namun hati-hati karena ternyata daging dan produk dengan bahan dasar susu dapat meningkatkan produksi prostaglandin yang memicu nyeri.
- Keluhan lain yang sering dialami saat haid berupa konstipasi atau gangguan pencernaan. Makanan yang dapat membantu mengurangi gejala tersebut adalah sayuran.
- Pastikan mengonsumsi kalsium yang cukup, setidaknya 1200 mg/hari. Sumber kalsium yang baik ditemukan pada susu rendah lemak, kedelai atau susu beras, tofu, yogurt, brokoli dan salmon. Kalsium dapat membantu mempertahankan tonus otot dan mencegah kram dan nyeri perut. Konsumsi karbohidrat kompleks seperti roti gandum, buah segar dan sayuran.
- Tingkatkan konsumsi magnesium dalam makanan sebanyak 200 mg/hari. Makanan yang kaya akan magnesium terdapat pada kacang-kacangan, tofu. Magnesium baik untuk mengoptimalisasi kapasitas tubuh dalam menyerap kalsium dan mengurangi kram perut
- Konsumsi vitamin E, suatu antioksidan yang dapat mengatasi beberapa gejala pre haid dan juga memberi manfaat pada sistem sirkulasi. Wanita membutuhkan 8 mg/hari. Makanan yang mengandung vitamin E termasuk alpukat, kuning telur dan hati.
- Makanlah makanan yang kaya akan vitamin B6 yang dapat membantu metabolisme protein dan sel darah merah dan telah dilansir dapat mengurasi depresi. Sumber vitamin B6 diantaranya kentang, pisang, dan oatmeal. Kebutuhan akan B6 sebanyak 100 mg/hari.
- Pastikan Anda mendapat vitamin C dan zinc yang cukup, karena zat gizi tersebut merupakan pendukung kesehatan sel telur wanita dan sistem reproduksi.
Makanan yang perlu dihindari atau dikurangi konsumsinya:
- Mengurangi konsumsi garam dapat membantu mencegah perasaan kembung,.
- Kurangi konsumsi kafein, gula dan alkohol karena dipercaya dapat menghambat penyerapan kalsium dalam tubuh
Penulis: dr. Avie Andriyani